Berdasarkan data The Food and Agriculture Organization (FAO), harga rata-rata kedelai pada Desember 2020 tercatat sebesar 461 USD per ton, naik 6 persen dibanding bulan sebelumnya yang tercatat 435 USD per ton.
Mentan Syahrul mengatakan, dengan langkah cepat bersama integrator dan berbagai pengembang kedelai, Kementan ingin melipat gandakan kekuatan dalam mempercepat kedelai nasional.
Produksi kedelai dalam negeri harus bisa bersaing baik kualitas maupun harganya melalui perluasan areal tanam dan mengenergikan para integrator, unit-unit kerja Kementan dan pemerintah daerah.
Kendati demikian, mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu, belum dapat menjanjikan seberapa besar produksi yang bisa dihasilkan untuk bisa menambal kebutuhan kedelai impor yang tengah mengalami kenaikan harga tersebut.
Dampak pandemi virus corona (COVID-19) menyebabkan pasar global kedelai saat ini mengalami goncangan akibat tingginya ketergantungan impor.
Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina menjelaskan, kenaikan harga kedelai akan menimbulkan efek berganda, mengingat para pelaku UMKM juga menggunakan tahu dan tempe sebagai bahan baku produk makanan yang mereka jual.
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan harus segera mencari solusi untuk menstabilkan harga kedelai. Selain itu, stok kedelai sebagai bahan dasar tahu dan tempe juga harus bisa dipastikan aman.
Saat ini kenaikan harga terjadi secara global sehingga menimbulkan kendala di pasar lokal.
Harga kedelai saat ini melonjak hingga Rp9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp6.000-Rp7.000 per kilogram.
Mekanisme gerakan stabilisasi pasokan dan harga kedelai dilakukan dengan menggandeng asosiasi importir yang menjual ke pengrajin dengan harga Rp. 8.500 per kg.